PUISI: AKU SEMAKIN TUAMasihkah ada anak muda?Rela menjadi wira yang tidak didendangWalaupun tahu cabaran mendatangKekadang buah fikirnya langsung tak dipandangYang tega menabur budi tanpa menanti balasWalau diperkotak-katik niat nan ikhlasYa… Masih ada anak mudaSemangat mereka membara bak maraknya apiPerjuangkan budaya dan tradisiMereka tak pernah kenal erti penat lelahMereka tak pernah takut dalam menyanggah.Namun setiap langkah dan jejak terhalangSuara mereka dibisukanHujah mereka dipatahkanPukulan bonang tidak lagi bersambutIringan gendang tidak lagi berbunyiAlunan suara tidak bersahutMereka umpama boneka bernyawaBoneka dalam budaya.Apa silapnya?Apa salah mereka?Duhai anak muda penyokong tradisiPernahkah engkau terfikir?Bangsa kita kian berlambakTetapi budaya engkau makin ditebakAdab engkau aduhh… nak dihurai pun sebakTingkah engkau aduhh… penuh cacat celaApa yang engkau banggakan?Engkau mampu tersenyum dalam menggangguk.Budaya apa yang berakar umbi dalam diri?Pegangan apa yang erat dipegang hendak dicanang?Budi apa yang luhur mahu dilentur?Bahasa apa hendak dijunjung kalau tutur melayu tak pernah kau sanjung?Naakk… Sampai bila aku perlu menunggu?Usia aku semakin senjaAku teringin sekali melihatBangsa kita kembali menggoncang duniaMenggegar alam budayaGempitakan malam warna muzikKerna…..Di sini lahirnya penyambung tradisiDi sini tercipta gabungan budaya“Dengan iringan gema gangsa yang agung,Dengan pukulan gendang perkusi berdendang,Dengan pukulan bambu angklung terulung,Dengan alunan qasidah berkumandang”Kami berpuisi sambil berpesanAyuh martabatkan budayaAyuh mengenang jasa dan budiAyuh terus menyokong tradisi(lagu gabungan)- azreensani & najaa, 20 August 2015, Edu Cafe, IIUM
Friday, August 21, 2015
PUISI AKU SEMAKIN TUA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment