Monday, August 10, 2015

SCRIPT PERFORMANCE POETRY CLUB FOR CITRA OPEN DAY: THE COLORS OF MUSIC AND THE MANIFESTATION OF ISLAMIC ARTS - Arranged by Norhafifi Zolkiaply

(Lagu)

Zapin…
Hamba dendangkan
lagu melayu
Penawar hati
Pelipur lara

Cahaya manis
Kilau kemilau
Dibalik mega
Indah menawan
Kita bernyanyi
Berzapin riau
Alunan zapin
Rentak melayu

Laksamana raja di laut
Bersemayam di bukit batu
Ah.. Hai… Hati siapa
Ah.. Hai… Tak terpaut
Mendengar lagu zapin melayu

(Pantun)

Kalau orang melabuh pukat
Carilah pancang kayu berdaun
Kalau kurang mengetahui adat
Carilah orang tahu berpantun

Banyak padi perkara padi
Padi human tidak di bendang
Banyak budi perkara budi
Budi mana dikenang orang?

(Syair)

Budi itu cerminan diri
Budi baik lambang peribadi
Jangan berdusta dan iri hati
Adat mengenang tidak berdengki

Biar ikhlas menabur budi
Jangan bongkak membangga diri
Adat berbudi berbaik hati
Antara insan sayang menyayangi

(Lagu)

Puaslah saya menanam ubi
Nenaslah juga dicari orang
Puaslah saya menabur budi
Emaslah juga dicari orang

(Sajak)

Budi….
Apa yang kau tahu tentang budi
Ya… Budi itu jasa
Tapi jasa apa yang indah dibicara

Budi….
Biar ikhlas tangan menghulur
Dengan niat hati yang luhur
Tak kira darjat dan rupa budi disalur
Usah berkira berapa jasa kau tabur
Tunduklah usah takbur
Nikmat Tuhan perlu kau syukur

Budi….
Ikhlas pada jiwa
Tak setanding pada jasa
Usah calit budi dengan
Dusta… Noda… Dosa… Sengketa…
Sebagai angkara.

Budi lambang budaya
Budi cerminan adat orang kita
Budi itu pusaka
Warisan lama buat pewaris bangsa
(Pantun)

Tumbuh melata limau gedangsa
Pohonnya subur di balik bukit
Hidup kita biar berjasa
Budi ditabur walau sedikit

Di hujung kota berkicau kedidi
Irama beralun dibawa bayu
Hidup kita biar berbudi
Tanda santun orang melayu

Kapal layar nakhoda kemudi
Sutera kembayat dagang ke seberang
Hidup biar menabur budi
Ke akhir hayat di kenang orang

(Lagu)

Bagai puspa
Budilah seri taman
Bersimpul di sukma pengharapan
Bagai jernih embun semalaman
Kan sentosa budayawan
Dengarlah…
Suara…

(Puisi – Hidup Bersama: A Samad Said)


Kita sudah sampai di lereng amat indah, di bawah
pelangi, dalam ufuk yang masih mencabar;
dan kita ikhlas berjanji untuk bermaruah,
tenang dalam segala uji cabar dan debar.
Kita mencari hanya yang tulen dan jati,
sekata hidup, mengerti dan berbudi.

No comments:

Post a Comment